Sunday 16 March 2014

Kaum Teknokrat ...

Terlihat datar dan tanpa perubahan ...
Hanya nampak bayangan resah yang ada di mata kaum susah ...
Kau melangkahkan kaki seolah tak ada beban .... lalu kau lontarkan kata ...
" Gampang itu bisa diatur kok ... " gitu aja kok ribut .....
Terasa terinjak kepala mereka ....
Mereka yang membuat kau di atas ....
Mereka yang buat kau berjas dab berdasi ... duduk di kursi sambil angkat kaki ....
Tanpa mereka kau bukan apa-apa ...
Tanpa mereka kau hanya sampah yang kalah dalam perebutan tahta ...
Kau ambil hak mereka ...
Kau makan uang mereka ...
Dan kau tendang mereka demi segalanya ...
Pesta Rakyat akan dimulai, tapi sepertinya akan menjadi pesta besar bagi orang-rang yang keparat ....
Inikah cermin bangsa kita ....
Cermin bangsa yang lupa akan sejarah ...
Cermin bangsa yang lupa akan masa jayanya ...
Cermin bangsa yang lupa akan siapa yang memerdekakannya ........
Siapa lagi yang bisa ...
Buat kau tersenyum lagi .... Merah Putihku .......

Ini Hanya Sambungan Ceritaku

Kalau hanya meratap mana bisa …..
Melangkah ke belakang tidak akan mampu mengejar penyesalan …..
Yang ada hanya dikejar ratapan dan tangis ….
Aku mulai bangkit ke depan berharap ada seberkas sinar yang datang ….
Menghampiriku …., Mengajakku, dan Menggandengku kemana aku pergi ….
Kenapa sangat sulit menulis dan mengutarakan apa yang aku rasakan ….
Apa sinar itu belum muncul di hadapanku …. karena apa ….
atau ………….
Hanya fatamorgana ….. atau tipuan kamera …. atau mungkin pantulan cahaya …..
Yang hanya lewat dan mengenai mataku …..
Mulai terdengar bisikan-bisikan iblis di telingaku …..
Membawa aku ke alam bawah sadarku ….
Tak terlihat jelas apa yang aku lihat, tak bisa kurasakan kulitku lagi …..
Hanya ratapan dosa yang ada diotakku ……
Tau kapan nerusin lagi ……… cerita ini ……
Mbah@_0804201

Ceritaku Masih Bersambung



Terlintas dalam benakku kenapa harus terjadi ….
Sesal … hanya percuma yang ada …..
Mulutku bungkam, mataku terpejam, tapi hatiku berkeliaran tanpa arah …
Aku hanya terbawa malam dalam pelukan gelap … sendiri dan sendiri …
BANGSAT ………… tapi percuma aku berteriak …. tak ada yang mendengar …
Emosi sendiri … kayak orang gila … yang lari dikejar mimpi tanpa ujung …
“ Dinikmati saja … “ itu katamu …
“ Ya bersyukurlah … “  itu ocehanmu ... tapi mau gimana lagi,
Sang camar sudah tertembak …
Sakit rasanya ….  tapi harapan mulai ada walau hanya setetes yang keluar …
Kenangan dan banyak kenangan bermunculan .. itulah hidup … kalau gak mau …
MATI  SAJA …………
Puing sudah berserakan … hati sudah pecah terbelah … haruskah aku lari …
LICIK  KAMU … bukan jantan katanya …
Hening mulai tersibak dan renungan mencapai klimaks … mataku tajam tersirat …
Memecah keputusasaan yang ada dalam otak …. tertatih melangkah maju ke depan …
Menatap, melihat, dan merasakan pelukan peraduan … akhir cerita belum selesai …
To be continue … katanya … hemmmm …
Bait perbait di pikiran mulai terselesaikan walaupun tanpa kedamaian …
Tapi aku lega, masih ada yang mau dengar ….
Cerita konyol yang aku alami …. itu semua akan berakhir … pasti … 
Tapi bukan aku yang mengakhiri ….
Sebatang rokok … secangkir teh hangat menemaniku menulis cerita ini ….
Di pintu gelap dengan cahaya lampu sorot yang terpancar …. Malam ini …..
Bruuaaak …… Bruuaaak … kucing lompat dari atap … memecah konsentrasiku ….
FUCK !!!!  kucing gila … kayak orangnya kaleeee ….. dalam hatiku berkata …
Haruskah aku bersikap lebih bijak … berkata lebih pantas untuk didengar …
Cari Solusinya GOBLOK …. mana nyalimu yang dulu … mana taringmu ….
Dan mana otot-ototmu yang dulu … aku diam dan diam lagi …..
To be continue …

Mbah@_09122012

Tak Ada Penyelamat

Satu asa telah gugur dalam harapan ......
Menerpa benak gapaian ingatan ......
Semakin rendah pula endapan ingatan ....
Untuk menggapai semua impian ...
Sosok penyelamat belum nampak ...
Meredam kepiluan hati yang dalam ...
Sangat kokoh ingatan bajingan yang datang ....
Tanpa gelak tawa sang komedian ...
Tapi sudah mulai tertawa lagi ...
Palsukah semuanya ???
Fatamorgana hati yang bicara ...
Tak ada rangkulan tangan yang menyelamatkan ....
Dan tak ada apa-apa ternyata ...
Lengkap semuanya dalam nasib ...
Seperti erangan batin tanpa henti ...
Akankah terselamtkan ? semuanya ....
Hanya doa tanpa kiblat yang ada ...
Kejam ternyata ....
Sekejam karya ini kah ?
Wadah sudah mulai tengkurap ...
Belum ada yang membuka asa dan harapan lagi ....


Mb@h 27022014

Sekedar Kata Untuk Sinabung

Aku hanya bisa melihat dan mendengar beritamu ...
Tanpa bisa berikan rangkulan tanganku ...
Gelegar dan semburan asap panasmu begitu indah tapi mematikan ...
Belasan korban eusdah kau renggut ...
Kau keluarkan semua isi perutmu ...
Kau muntahkan semua ...
Apa ini sapamu setelah kau tidur begitu lama ...
Apa ini tegusran buat manusia yang ada di kakimu ...
Apa ini obrolan yang lama engkau pendam ...
Hebat ternya sapaan mu ....
sampai tak ada nafas untuk manusia yang melihatmu ...
Kebahagiaan, kesenangan, kesedihan, kemuraman, kemarahan kau lebur jadi satu dengan asap dan abumu ..
Jendela jagat terasa terbuka dan kau sibak tanpa ampun ... Murka mu kah ini ...
Apa manusia yang ada di kakimu yang salah, akan semua ini ...
Mereka berteriak, lari dan menjerit ...
Kau kejar mereka sampai radius 3 kilometer ...
Berhamburan mereka meminta tolong ... seakan kiamat dihadapan mereka ...
Begitu dahsyat obrolanmu ...
Apa kau ingin kenal mereka lebih dekat ... atau kau peringatkan mereka ...
Manusia .... manusia .... manusia ... mereka tetap manusia ... yang lemah ...
Sudahlah tutup amarahmu ...
Sudahlah akhiri muntahan isi perutmu ...
Kembalilah tenang ... akan berapa banyak korban jiwa lagi kalau engkau teruskan muntahan isi perutmu ...
Tidurlah kembali ...
Mimpi yang indah ...
Kami akan selalu jaga hijau dan lestarimu ...

Mb@h 
( For Mt. Sinabung 2.412 dpl_2014 )

Kelud Menyapa

Kamis 22.50 kau terbangun dari nyenyak tidurmu ...
Memberikan makna dan nafas baru, bagi mereka yang ada di kakimu ....
Paradigma kehidupan terpampang jelas, seolah memberi arti ... akan mahalnya kehidupan ...
Kau berikan semburan nafasmu ...
Kau berikan manusia kesuburan dengan caramu ...
Dari sini kita mungkin memahami, bahwa engkau juga butuh diperhatikan ...
Kurang lebih 1700 dpl kau berdiri kokoh, seolah memberikan pesan ...
Bahwa hidup bukan mainan dan tidak segampang manusia pikirkan ...
Kau tidak pernah meminta tapi selalu memberi ...
Kenikmatan, kesuburan dan keindahan ...
Sudah sepantasnya kau bicara dengan caramu ...
Sudah sepantasnya kau tegur dengan caramu ...
dan sudah sepantasnya mereka tau kalau kau butuh kasih sayang dan sentuhan ...
Tapi itu bentuk peringatan bagi umat manusia, bahwa alam bukan hanya dinikmati ...
Bahwa alam bukan hanya dijadikan objek kepentingan belaka ...
Terima kasih kelud dan tidurlah kembali ...


Mb@h, 18022014
Mt. Kelud 1700 dpl

Nol Derajat

Senyap melanda, sepi tak berpenghuni ...
Hanya porak poranda yang ada ...
Bumi terasa terbalik menidurkan semua isinya ...
Akankah kita bisa berfikir lebih jernih ...
Memulai kembali rentan hidup yang sudah terbuang ...
Dari bilik rumah hanya tersisa reruntuhan ...
Dari puing-puing hanya tersisa bongkahan kayu ... yang rapuh ...
Matahari sudah tidak nampak bersinar dengan terang ....
Tapi hanya suhu panas yang terasa ...
Titihan embun sudah tidak nampak kembali ...
Hawa sejuk sudah tak terasa, hanya hawa dingin yang hadir tak bersahabat ...
Semuanya kering dan mati ....
Akankah alam bersahabat lagi ?
Pertanyaan yang jauh di atas sana ...
Disini aku berdiri, menginjak bumi yang sudah tidak bersahabat lagi ...
Makna hidup menuntun kita berfikir lebih jernih, bahwa alam di jagat raya ini butuh rangkulan bukan materi ..
Kita memang lumut yang selalu butuh dan melekat ... tapi tidak pernah memberi, hanya ketergantungan dan memanfaatkan ....
Haruskah kita kembali ke titik semula, mununduk dan sujud padaNya ...
Maha besa engakau Sang Penguasa Jagat ...
Sentuhanmu sungguh menyadarkan akan ketamakan manusia ...

Mb@h 20022014
Di titik Nol Derajat